Minggu, 16 April 2017

PREPOSITIONS AND COMMON COMBINATION

Use of Prepositions
Prepositions are short words (on, in, to) that usually stand in front of nouns (sometimes also in front of gerund verbs).
Preposition “In” bisa digunakan untuk menyatakan:
  • waktu yang tidak spesifik (dalam satu hari, bulan, musim, dan tahun),
  • tempat atau lokasi
  • sebagai indikasi sebuah bentuk, warna dan ukuran
  • untuk mengungkapkan sesuatu yang sedang kita lakukan, atau
  • untuk menunjukkan kepercayaan, pendapat, ketertarikan atau minat
contoh :
  • He always reads a comic book in the afternoon (waktu)
  • The cat is in the basket (tempat)
  • The trousers come in three different sizes atau That is a nice coat, does it come in black? (ukuran dan warna)
  • In preparing for the championship, we doubled the training time (melakukan sesuatu)
  • I am not interested in teaching (ketertarikan)
Prepositions “On” digunakan untuk:
  • sesuatu terletak dipermukaan benda lainnya
  • menyatakan hari dan tanggal yang spesifik
  • merujuk penggunaan suatu alat
  • merujuk bagian anggota tubuh
  • menerangkan keadaan/kondisi
contoh:
  • The script is on my table (menunjukkan letak)
  • I was born on the 20th day of August in 1995 (waktu yang spesifik)
  • Our family favorite show will be on TV tonight (penggunaan benda)
  • My father kissed me on my forehead (menunjuk bagian anggota tubuh)
  • Every product with yellow label is on sale (keadaan sesuatu)
Prepositions “At” digunakan untuk:
  • menunjukkan waktu yang spesifik
  • menunjukkan tempat
  • merujuk sebuah alamat email
  • menunjukkan sebuah aktivitas atau kegiatan
contoh:
  • the train will arrive at 07.00 am (waktu yang spesifik)
  • My father and my mother watched a concert at the city park (menunjukkan tempat)
  • Contact us at muzifauzi@gmail.com (rujukkam alamat email)
  • I am good at teaching children (menunjukkan sebuah aktifas)
Common Adjective & Preposition Combinations
Adjectives are words used to describe a person, place, or thing.  Prepositions are words used to connect two ideas, or to demonstrate the relationship between two concepts. There are many cases in which adjectives are combined with prepositions – but there is no rule stating when to use which combination. As you read and listen to more English, you will become more and more familiar with how these adjective-prepositions combinations are used. Here are a few of the most common combinations of adjectives and prepositions in English:
At
  • I’m surprised at how fast my students are learning.
  • My mother is angry at me because I forgot her birthday.
  • Jamila is good at songwriting and painting.
  • He’s terrible at math – he failed the class twice!
In
  • The teacher was disappointed in the behavior of the class.
  • She was highly skilled in physics and chemistry.
  • Giovanni is interested in classic English literature.
  • Marlene is very involved in volunteer work.
Of
  • You practiced a lot and gave a great performance – I’m proud of you!
  • Jewell is afraid of swimming in the ocean.
  • The kids are very fond of the puppy.
  • The mall is always full of teenagers on the weekend.

sumber :

Minggu, 26 Maret 2017

CONFUSINGLY RELATED & COMMONLY MISUSED WORDS



Confusingly related verb adalah kata kerja yang saling berhubungan. Kata kerja ini mempunyai makna yang sama atau hampir sama tetapi penggunaannya berbeda.

Example           :

say
1.    To report someone’s words
2.    To ask about how to use a language
1.    Did she say anything about me?
(Apakah dia mengatakan sesuatu tentang ku?)
2.    How do you say “hello” in Japanese?
(Bagaimana kau mengatakan halo dalam bahasa jepang?)
tell
1.    To instruct
2.    To narrate
1.    Tell him to stop the car.
(Beritahu dia untuk menghentikan mobilnya)
2.    He’s telling a good joke.
(Dia menceritakan lelucon yang bagus)
do
To carry out activities or tasks
She needs to do his homework.
(Dia perlu untuk melakukan pekerjaan rumah nya)
make
1.    To cause to happen
2.    To create or build something
1.    Don’t make him angry.
(Jangan membuat dia marah)
2.    Don’t forget to make a homework.
(Jangan lupa untuk membuat pekerjaan rumah)
can
1.    To show ability
2.    To request (informal)
1.    I can contact the company if you would like me to.
Saya dapat menghubungi perusahaan jika kau menginginkan seperti saya)
2.    Can i help you?
(bolehkan saya membantu mu?)
may
1.    To express a possibility
2.    To request (polite)
1.    I may see you later at the school.
(Aku dapat melihatmu nanti di sekolah)
2.    May I help you?
(Dapatkah aku membantu mu?)
waste
To fail to use something valuable in an effective way
1.    Don’t waste your time watching too much TV.
(Jangan membuang waktu mu dengan banyak menonton tv )
2.    Don’t waste water! We don’t have enough of it.
(Jangan membuang air ! kita tidak cukup untuk itu)
spend
1.    To pay out
2.    To pass time
1.    I spent a lot of money at the shop yesterday.
(Aku menghabiskan banyak uang ditoko kemarin)
2.    He spends much of his time at the beach.
(Dia menghabiskan banyak waktu di pantai )
bring
To carry towards someone or somewhere
He brings me flowers every day.
(Dia membawakan aku bunga setiap hari)
take
To carry away from someone or somewhere
He always takes his brother to hockey games.
(Dia selalu membawa adiknya ke pertandingan hoki)





 COMMONLY MISUSED WORDS 

terkadang mengubah dari lisan ke tulisan sering terjadi kesalahan karena cara kita berbicara cenderung banyak kurang formal daripada cara kita menulis. Ketika kita mencoba untuk menerjemahkan ide-ide yang diucapkan dalam tulisan, hal ini sering sulit untuk diingat tata bahasa yang benar. Juga, kita mendengar tata bahasa yang salah sehingga sering digunakan bahwa tata bahasa yang benar mungkin terdengar aneh atau bahkan salah.

Homonim dapat menjadi masalah yang sangat sulit karena mereka terdengar sama, tapi ejaan yang berbeda berarti hal yang berbeda. Mengubah satu huruf dalam kata bisa mengubah seluruh makna kalimat. frasa umum juga kemungkinan akan ditulis secara tidak benar karena dalam pidato kata-kata yang sering disingkat atau tidak jelas  sehingga tidak semua huruf yang diucapkan, berbeda dengan yang ditulis.

Mengetahui kata untuk menggunakan atau bagaimana menulis sebuah kalimat dengan benar dapat membuat . Hal ini lebih mudah bagi pembaca untuk menulis tata bahasa yang benar. dibawah ini berisi daftar homonim umumnya  yg biasa nya membingungkan, serta beberapa petunjuk untuk membantu Anda mengingat aturan tata bahasa.


Accept, Except:
Accept is a verb meaning to receive. Except is usually a preposition meaning excluding. 

● I will accept all the packagesexcept that one. 

Except is also a verb meaning to exclude.
 ● Please except that item from the list.

Affect, Effect:
Affect is usually a verb meaning to influence.  Effect is usually a noun meaning result. 

●The drug did not affect the disease, and it had several adverse side effects. 

Effect can also be a verb meaning to bring about.
 Only the president can effect such a dramatic change.

Allusion, Illusion:
An Allusion is an indirect reference. An illusion is a misconception or false impression. 

Did you catch my allusion to Shakespeare? Mirrors give the room an illusion of depth.

Capital, Capitol:
Capital refers to a city, capitol to a building where lawmakers meet. Capital also refers to wealth or resources. 

The capitol has undergone extensive renovations. 
●The residents of the state capital protested the development plans.

Climactic, Climatic:
Climactic is derived from climax, the point of greatest intensity in a series or progression of events. Climatic is derived from climate; it refers to meteorological conditions. 

The climactic period in the dinosaurs' reign was reached just before severe climatic conditions brought on the ice age.



sumber :

Sabtu, 04 Februari 2017

31 AYAT YANG DIULANGI DALAM SURAT AR-RAHMAN

Dalam Surat Ar Rahman, kalimat “Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan” (فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ) diulang sampai 31 kali. Kepada siapa kalimat tersebut ditujukan dan mengapa diulang sampai 31 kali?

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"

Kalimat ini diulang dalam ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77 surat Ar Rahman. 

Kalimat ini ditujukan kepada manusia dan jin sehingga menggunakan kata Rabbikuma (رَبِّكُمَا) yang artinya “Tuhan kamu berdua”.

Berbeda dengan banyak surat lainnya, Surat Ar Rahman menyertakan jin sebagai obyek firman Allah. Jin dan manusia diingatkan bahwa banyak sekali nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dilimpahkan kepada mereka. 

Dengan banyaknya nikmat-nikmat yang disebutkan dalam surat Ar Rahman, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengiringinya dengan kalimat “Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan”.

“Setiap menjelaskan berbagai nikmat, selalu diiringi dengan Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan,” tulis Syaikh Amru Khalid dalam Khowatir Qur’aniyah.

Lalu mengapa diulang hingga 31 kali? Tentu pengulangan ini adalah hak prerogatif Allah dan hanya Dia-lah yang benar-benar mengetahui hakikat di baliknya. Namun di antara hikmah yang bisa dipetik, selain mengingatkan agar jin dan manusia menyadari bahwa seluruh nikmat itu datangnya dari Allah, pengulangan itu juga menunjukkan betapa pentingnya syukur atas nikmat-nikmat tersebut.

“Kalimat ini (Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan) memerintahkan jin dan manusia untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah dan tidak mendustakannya,” terang Syaikh Amru Khalid. 

Sedangkan Imam As Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur`an menjelaskan bahwa pengulangan kalimat Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan itu untuk memantapkan pemahaman dan menekankan betapa pentingnya bersyukur atas nikmat-nikmat itu setelah menyadarinya bahwa ia datang dari Allah Azza wa Jalla. [Muchlisin BK/Tarbiyah.net]

TAWADHU'

1. Definisi Tawadhu'

Tawadhu' (التّواضع) secara bahasa adalah التّذلّل "Ketundukan" dan التّخاشع "Rendah Hati". Asal katanya adalah Tawadha'atil Ardhu' yakni Tanah itu lebih rendah daripada tanah sekelilingnya.

Tawadhu' secara istilah adalah tunduk dan patuh kepada otoritas kebenaran, serta kesediaan menerima kebenaran itu dari siapa pun yang mengatakan nya, baik dalam keadaan ridha maupun marah.

Tawadhu' juga merendahkan diri dan santun terhadap manusia, dan tidak melihat diri memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah (manusia) yang lain nya. 


2. Macam-Macam Tawadhu'

Tawadhu' terdiri dari dua macam :
  • Pertama : Tawadhu' yang terpuji. Tawadhu' yang terpuji adalah sikap merendahkan diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena atau memandang remeh terhadap sesama.
  • Kedua : Tawadhu' yang tercela. Tawadhu' yang tercela adalah sikap merendahkan diri dihadapan orang kaya dengan harapan mendapatkan sesuatu darinya.
Orang yang berakal seharusnya menghindari sikap tawadhu' yang tercela dan menerapkan tawadhu' yang terpuji dalam setiap aspek kehidupan nya. 


3. Syarat-Syarat Tawadhu'

Syarat tawadhu' ada dua :

Pertama : Selalu Ikhlas karena Allah Subhanahu wa ta'ala
Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam :
وما تواضع أحد لله إلّا رفعه الله عزّوجلّ
"Tidaklah seorang bertawadhu' yang ditunjukkan semata-mata karena Allah, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat (derajat)nya." [Diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam Shahih nya no 2588]

Kedua : Mempunyai Kemampuan
Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam :
من ترك اللّباس تواضعا لله وهو يقدر عليه , دعاه الله يوم القيامة على رءس الخلائق , حتّى يخيّر من أيّ حلل الإيمان شاء يلبسها
"Barangsiapa yang menanggalkan pakaian mewah karena tawadhu' kepada Allah, padahal ia dapat (mampu) membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat dihadap sekalian manusia, kemudian menyuruhnya memilih sendiri pakaian iman mana pun yang ia kehendaki untuk dikenakan." [Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam Sunan nya no 2481, Imam Ahmad didalam Musnad nya 3/439 dan Imam al-Hakim dalam Al-Mustadraknya IV/183. Lihat juga Silsilatul Ahaadits Ash-Shahihah no 718] 


4. Implikasi-Implikasi Tawadhu'

a. Tawadhu' kepada Allah Azza wa Jalla
Tawadhu' ini terdiri atas dua maca yaitu :
  1. Tawadhu' seorang hamba kepada Allah ketika melaksanakan ketaatan kepada-Nya tanpa disertai perasaan bangga diri dan riya'.
  2. Seorang merendahkan diri kepada Allah tatkala mengingat dosa-dosa yang telah ia perbuat sehingga ia merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling sedikit ketaatan nya (amalanya) dan paling banyak dosanya (dimana hal ini akan mendorongnya untuk bertaubat).
b. Tawadhu' dalam Berpakaian dan Penampilan

c. Tawadhu' Ahli Ilmu (Ulama)
Selayaknya bagi seorang ulama tidak perlu mengaku-ngaku dirinya sebagai orang yang berilmu dan tidak perlu membanggakan diri atas apa yang dimilikinya, kecuali dalam keadaan yang terpaksa atau darurat karena dia membicarakan nya sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada nya. Bukan untuk membanggaan diri dihadapan manusia.

d. Tawadhu' Penuntut Illmu
Selayaknya bagi para penuntut ilmu untuk senantiasa tawadhu' karena orang tawadhu' diantara mereka adalah orang yang lebih banyak ilmunya. Perumpamaan nya seperti tempat yang lebih rendah, ia lebih banyak genangan airnya dan lebih banyak manfaatnya.


5. Tingkatan-Tingkatan Tawadhu'

a. Tawadhu' dalam Agama
Tawadhu' dalam agama yaitu tunduk kepada agama yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan patuh terhadap nya.

b. Tawadhu' kepada sesama Makhluk
Tawadhu' kepada sesama Makhluk terdapat tiga makna :
  1. Ridha untuk menjadikan seseorang dari kaum Muslimin sebagai saudaramu, karena Allah telah ridha kepadanya untuk menjadi hamba-Nya.
  2. Tidak menolak kebenaran, walaupun kebenaran itu datang dari musuh mu.
  3. Menerima maaf dari orang yang meminta maaf.

6. Keutamaan-Keutamaan Tawadhu'

a. Tawadhu' dapat mengangkat derajat seorang hamba.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :
"Tidaklah berkurang harta karena sedekah, tidaklah Allah menambah kepada seseorang hamba sifat pemaaf, kecuali dia akan mendapatkan kemuliaan, serta tidaklah seorang menerapkan sifat tawadhu' karena Allah kecuali Allah pasti mengangkat derajatnya." [Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih nya XVI/141, Imam Ad-Darimi dalam Sunan nya 1/369, Imam Ahmad dalam Musnad 2/386 dan selain nya]

b. Tawadhu' dapat mengangkat derajat dan pangkat seorang hamba
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :
"Tidaklah dari setiap keturunan Adam, melainkan dikepalanya terdapat hakamah ditangan seorang Malaikat. Apabila ia tawadhu', dikatakan kepada Malaikat tersebut : "Angkatlah hakamahnya", sedangkan apabila ia sombong, dikatakan kepada Malaikat tersebut : "Letakkan hakamahnya." [Silsilatul Ahadits Ash-Shahihah no 538]

Hakamah adalah besi kekang yang berada dihidung kuda, tali kekang tersebut dapat mencegah kuda dari melawan perintah penunggangnya.

c. Tawadhu' itu menghasilkan keselamatan, mendatangkan persahabatan, menghapuskan dendam, dan menghilangkan pertentangan.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu', sehingga seseorang tidak merasa bangga lagi sombong terhadap orang lain dan tidak pula berlaku aniaya kepada orang lain." [Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih nya]


7. Tanda-Tanda Manusia Tawadhu'

a. Tunduk dan patuh kepada Kebenaran. Dengan menerima sepenuh hati kebenaran dan tidak ada keinginan didalam dirinya untuk menentang kebenaran tersebut.

b. Menghormati orang lain dan menghargai kedudukan nya.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." [Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya]

c. Sederhana dalam berjalan yakni berjalan dengan ringan, tenang, tidak memberatkan diri didalam langkahnya, tidak dibuat-buat dan tidak terkandung didalam nya kesombongan, tidak pula memalingkan pipi, tidak juga terlalu lepas kendali. Bukan berjalan seperti orang yang tidak berdaya, lemah langkahnya dan menundukkan kepala.

d. Rendah hati dan lemah lembut kepada sesama


8. Hal-Hal yang Dapat Memotivasi Timbulnya Sifat Tawadhu'

a. Bertafakur terhadap asal penciptaan manusia.
Dengan mengetahui asal muasal penciptaan diri nya, yang hina dan rendah, kemudian Allah memberikan kehidupan, membaguskan bentuknya, dan memberikan nafkah kepadanya. Maka bagaimana mungkin dia bisa menyombongkan diri lagi tinggi hati?

Ibnu Hibban rahimahullah berkata dalam kitab Raudhatun 'Uqalaa' wa Nuzhatul Fudhalaa' hal 61 : "Bagaimana tidak harus tawadhu', sedangkan dia tercipta dari nutfah yang memancar dan akhirnya kembali menjadi bangkai yang busuk, sementara semasa hidupnya ia senantiasa membawa kotoran."

b. Mengetahui terbatasnya kemampuan nya.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan kesombongan karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." [al-Quran surat al-Isra' ayat 37] 


9. Contoh Tawadhu' nya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam

a. Larangan memuji beliau berlebih-lebihan.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nashrani memuji Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanya hamba-Nya maka katakanlah (bahwa aku) hamba Allah dan Rasul-Nya." [Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih nya IV/478]

b. Membantu Pekerjaan
Dari al-Aswad bin Yazid, dia berkata : "Aku pernah bertanya kepada Aisyah : "Apakah yang biasa dilakukan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salalm dirumahnya? Aisyah menjawab : "Beliau biasa membantu keluarga, apabila mendengar suara adzan, beliau segera keluar (untuk menunaikan) shalat." [Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih nya] 


10. Syair tentang Tawadhu'

Seorang penyair rahimahullah berkata :
ولا تمش فوق الأرض إلّا تواضعا
فكم تحتها قوم هم منك أرفع
فإن كنت في عزّ وخير ومنعة
فكم مات من قوم منك أمنع
"Janganlah engkau berjalan diatas bumi ini kecuali dengan ketawadhu'an.
Berapa banyak orang yang berada dibawah bumi (mayat) dari golonganmu, sedangkan mereka (dulunya) lebih tinggi (kedudukan dan kekuasaan nya) daripada engkau.
Jika engkau berada dalam kekuasaan, kebaikan dan benteng yang kokoh.
Maka berapa banyak orang yang telah mati sedangkan dia lebih kokoh (pertahanan nya) daripada dirimu."

[Diringkas dari kitab At-Tawadhu' fi Dhauil Kitab was Sunnah, Syaikh Salim bin Ied al-Hilali. Diterjemahkan dengan judul "Hakikat Tawadhu' dan Sombong Menurut al-Quran dan as-Sunnah" cet Pustaka Imam Syafi'i]